Notification

×

Iklan

Iklan

 


DIREKTUR LAKUKAN KLARIFIKASI KASUS RSUD CABANG BUNGIN

Selasa, 12 Agustus 2025 | Agustus 12, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-12T06:32:51Z

Bekasi - radarberitanasional.com

dr.hj.Erni Herdiani,M.H selaku Direktur RSUD Cabang Bungin telah melakukan Klarifikasi dan Statement tanpa didampingi oleh Kuasa Hukum terkait permasalahan Kasus Pemberitaan RSUD Cabang Bungin yang menjadi pertanyaan Wartawan kepada dr.Erni diantaranya adalah : Demo Masyarakat dan Asusila serta Satuan Brimob di Lokasi RSUD, maupun Buta Permanen dan Operasi, berserta Sekertaris Direketur yang menjadi pertanyaan Wartawan, dari pertanyaan Wartawan Satu Persatu di Jawab dan di Klarifikasi oleh Direktur RSUD Cabang Bungin dr.Hj.Erni Herdiani,M.H di ruang kerja pada Senin, (11/8/2025).


* Demo Masyarakat : 

dr.Hj.Erni Herdiani,M.H mengatakan, terkait permasalahan Demo Masyarakat permasalahan yang terjadi sebetulnya Satu Hari sebelum nya berupa penempelan tulisan - tulisan yang ada di Rumah Sakit terjadi pada Tanggal 2 Juli 2025, dalam tulisan - tulisan tersebut bisa dikata gorikan Demonstrasi, dan Demonstrasi Masyarakat masih dalam penyelidikan oleh pihak Kepolisian. 


Kemudian besok nya mulai terjadi Demonstrasi, sebetulnya bukan Demonstrasi tetapi kita lakukan dengan Mediasi bersama Kapolsek dan Camat, katanya ada keluhan dari beberapa Masyarakat dan Outsourcing yang merasa di putus pendaringan nya. Karena sudah di putus Menajemen nya, akhirnya dengan beretikat baik gak apa-apa di Kecamatan dan waktu itu Saya tidak mendapatkan Informasi mau ada Demonstrasi, sehingga Kapolsek mengupayakan agar tidak ada Demonstrasi di Rumah Sakit. Bahwa Demonstrasi di Rumah Sakit di larang dalam Undang - Undang, karena Rumah Sakit adalah Daerah vital, maka Inisiatif Kapolsek akhirnya di arahkan ke Kecamatan, dan di Kecamatan dilakukan Mediasi, namun tetap terjadi Demonstrasi di RSUD Cabang Bungin dan Saya tidak pernah mendapatkan Informasi bahwa Wartawan Ahamd Syaripudin mau ketemu Saya," kata dr.Erni, (11/8/2025).

* Kasus dugaan Asusila :

Ditanya mengenai permasalahan dugaan Kasus Asusila, dan sampai saat ini Korban Trauma, dr.Hj.Erni Herdiani,M.H menjelaskan, permasalahan dugaan Asusila berawal pada Tahun 2023, dan Heri Wijaya melaporkan ke Saya melalui telepon bahwa ada dugaan Kasus Asusila, dan Saya langsung merespon serta memanggil beliau yang di dampingi oleh Obay Hendra Winandar beserta Kakak Korban, dan Saya melakukan Diskusi serta Saya lakukan tindakan untuk membentuk Tim Komite Etik di Rumah Sakit serta Komite Medit. Kemudian Saya melakukan Investigasi, akhirnya Saya pertemukan mereka, dan dokter berinisial ( B ) Saya sarankan dalam pertemuan kalau belum puas dengan apa yang Saya lakukan silahkan ke Penegak Hukum. Saya juga menyampaikan ke Heri Wijaya, karena dokter berinisial ( B ) dari hasil komite etik tidak lagi di perpanjang kontrak, dan dokter tersebut di keluarkan dari RSUD Cabang Bungin, setelah itu Saya tidak mendapatkan informasi lagi dari Korban Asusila terkait kondisi nya, karena Saya juga akan ke Polsek Cabang Bungin untuk di minta keterangan oleh Kepolisian terkait permasalahan Kasus dugaan Asusila tersebut," jelas dr.Erni, (11/8/2025).


* Buta Permanen :

Mengenai Buta Permanen, dr.Hj.Erni Herdiani,M.H memaparkan, Saya sebagai Direktur RSUD Cabang Bungin saat mendengar adanya Korban dugaan Malpraktek Buta Permanen langsung Saya membentuk Tim Audit Medis dan Anggota dari dokter dan Mitra Lestari dari Auditor External untuk membantu kita melakukan Audit, setelah dilakukan Audit semua prosedur sudah dijalankan, tapi kenapa terjadi seperti ini dan dijelaskan Auditor bahwa ada Kasus Demam Berdarah Konfilkasi dan Taranbosit nya rendah bisa menyebabkan Pendarahan di dalam, karena pada Korban Bayu Fadillah rendahnya Taranbosit sehingga kena nya di Mata," ungkap dr.Erni.


Dengan terjadi di Mata itu sangat jarang sekali, dan ini terjadi sangat langka, namun kami harus segera rujuk segera mungkin, dan kita melakukan rujukan beberapa Rumah Sakit belum juga ada jawaban, akhirnya kondisi Korban Mata kita lakukan dengan semampu kita, karena kita ada dokter Mata dengan tindakan - tindak tersebut masih terselamatkan Satu, dan yang Satu nya tidak dapat terselamatkan, namun dari Rumah Sakit Cicendo pun menyampaikan Kasus ini memang langka terjadi," papar dr.Erni.


"Kalau sudah terjadi kondisi seperti itu, ini sudah diluar kemampuan kami sebagai dokter untuk menolong Bayu Fadillah, dan kami sangat perihatin kepada Bayu Fadillah sehingga kami melakukan kunjungan untuk menunjukkan keprihatinan kami," ungkap dr.Erni.


* Operasi Kuret :

Terkait Operasi Kuret yang dilakukan dokter RSUD Cabang Bungin tidak izin pihak Keluarga, bahwa dr.Erni mengklarifikasi dan memaparkan bahwa Saya langsung melakukan Tim Audit dan Saya cek bahwa Korban Dewi Pertiwi di Kandungan nya ada Pendarahan, saat dilakukan Operasi Kuret HB nya awalnya 11 dan pada saat mau dilakukan Operasi HB nya drop 7 berati dokter berpikir ada Pendarahan di dalam, karena Dewi Pertiwi mau di lakukan Kuret, kemudian oleh dokter di cek kembali HB nya rendah, bahwa diduga dari hasil USG ada Pendarahan, maka dokter harus melakukan Operasi, pada saat melakukan Operasi di lakukan info posned kepada Pasien, dan ada Tanda Tangan tersebut.


Menurut pengakuan dr.Erni, bahwa ada Tanda Tangan saat dilakukan Operasi, dan untuk mengetahui Tanda Tangan pihak Keluarga dapat datang ke RSUD Cabang Bungin untuk duduk barang melihat bersama - sama Tanda Tangan saat dilakukan Operasi, kami tidak mungkin melakukan Operasi tidak ada persetujuan pihak Keluarga.

* Anggota Brimob :

Disinggung masalah RSUD Cabang Bungin mendatangi Satuan Anggota Brimob ke RSUD Cabang Bungin, dr.Erni menegaskan, bahwa yang mendatangkan Brimob bukan Saya," tegas dr.Erni.


* Outsourcing :

Terkait Outsourcing dr. Erni mau tidak mau melakukan Konsultasi, karena Saya punya atasan dan harus di putus berdasarkan kontrak tersebut, serta mengenyampingkan Pasal 1266 dan Pasal 1267, kami bisa memutuskan sepihak. Setelah pemutusan Kontrak ke PT Lama tersebut, bahwa nanti pekerja bagai mana dan nanti tidak akan bisa bekerja, maka Saya harus Klarifikasi pada saat Saya melakukan Pemutusan Kontrak Outsourcing pada Tanggal 4 Juli, Saya Sher ke Group WhatsApp Outsourcing di RSUD, bahwa teman - teman tetap bisa bekerja di sini dengan Pendor yang Baru, kalau mau kerja silahkan mengajukan rekom ke Rumah Sakit.


"Karena Pendor mana pun yang menang dapat bekerja kembali, tetapi Saya tidak tau apa yang di sampaikan oleh Pendor Lama sehingga PT yang Lama tidak ada titik temu, dan PT Lama tetap tidak mau menerima dengan Pemutusan Kontrak tersebut, karena ini sudah Pinal dan sudah di ketahui oleh ULP dan Pemda, bahwa Outsourcing Baru tetap ada di RSUD Cabang Bungin, karena PT Lama tetap kekeh dan menyampaikan ke Staf Saya, Heri bilang nanti akan ada Perang Kedua, "Stetamen itu lah yang Saya sampaikan ke Pendor Baru" untuk berhati - hati, karena katanya ada "Perang Kedua" Saya mendengar ada kata - kata "Perang Kedua", bahwa ini adalah Rumah Sakit dan Saya tidak mau ada sesuatu kerusakan dan yang lainnya, sebab Saya tidak mau mempitnah Direktur PT Lama ada "Perang Kedua", dan Saya menyampaikan dan berpesan ke Pendor Baru tolong jangan ada bentrokan bahwa yang jadi korban adalah Pasien, dan dr.Erni terus terang menyampaikan bahwa Pasien sudah banyak yang komplen, karena orang bebas masuk ke RSUD Cabang Bungin dan ditanya - tanya pengunjung dan Pasien, sehingga Pasien tidak merasa nyaman, Saya kauhatir ada Demonstrasi seperti yang dulu, dan Saya tidak menginginkan terjadi lagi, Saya berpesan kepada Masyarakat dan juga Media serta LSM yang ingin menayakan sesuatu Permasalahan atau melakukan Konfirmasi ke RSUD Cabang Bungin silahkan Hubungi Saya atau Asih sebagai Humas RSUD Cabang Bungin," harapan dr.Erni.


* Sekertaris Direktur RSUD :

Disinggung terkait Sekertaris Direketur RSUD Cabang Bungin, dr.Erni menjelaskan, bahwa Saya memiliki Dua orang Sekertaris yang Satu Non-ASN yaitu Asih dan Satu nya lagi ASN adalah Mia, namun Asih sebagai Sekertaris merangkap sebagai Humas di RSUD Cabang Bungin.


Ditempat Terpisah, Nana Bentar sebagai Tokoh Masyarakat Cabang Bungin saat ditemui Wartawan mengatakan, bahwa Jabatan Direktur RSUD Cabang Bungin sudah tidak lagi layak dipertahankan, karena tidak lah mungkin Kepala Desa kompak mengirim Surat ke Bupati Bekasi kalau masalahnya sepele, sebab Masyarakat Cabang Bungin sudah muak, dan Saya menerima pengaduan langsung dari Masyarakat bahwa Pelayanan RSUD Buruk, bahwa Suara Saya bukan titipan pihak manapun, dan Saya bicara sebagai Masyarakat Cabang Bungin, karena banyak Masyarakat yang mengadu karena ucapan Saya dapat Saya Pertanggungjawaban,” kata Nana Bentar, (11/8/2025).


Dengan adanya Klarifikasi dan Statement yang di sampaikan oleh dr.Hj.Erni Herdiani,M.H selaku Direktur RSUD Cabang terkait  Pemberitaan Kasus RSUD Cabang Bungin, Media sudah berupaya untuk melakukan Konfirmasi, dan dr.Erni membuka Buku Tamu yang di damping oleh Sekertaris Direktur, sehingga terbukti adanya Media mengisi daftar Tamu, dan dr.Erni tidak ada kesengajaan untuk menghindari Wartawan, karena bagi Saya Wartawan adalah Mitra.


Untuk melakukan Klarifikasi atau Hak Jawab seharusnya dr.Erni dapat menghubungi Media yang memberitakan agar Berita Kasus Permasalahan RSUD Cabang Bungin tidak membias dan Viral, setelah mengetahui di Buku Tamu, dr.Erni mohon maaf kepada teman - teman Media/Wartawan yang memberitakan karena tidak ada niat kesengajaan Saya untuk tidak mau menemui Wartawan, dan mari kita sama - sama melakukan semangat perbaikan, Saya berterima kasih atas semua yang di beritakan menjadi semangat buat kami semua.


( Red )



×
Berita Terbaru Update